Salam Perjuangan !
Merdeka !
Indonesia kembali dalam Kuasa Penjajahan Gaya Baru !
Kobarkan kembali semangat Kemerdekaan dan Anti Penjajahan Gaya Baru !
Indonesia akan merayakan kemerdekaannya pada tanggal 17 Agustus ini. Sudah 66 tahun Indonesia merayakan kemerdekaannya, namun harapan rakyat untuk menggapai kehidupan yang lebih baik ternyata tidak kunjung dapat dinikmati. Angka kemiskinan semakin meningkat, upah buruh sangat rendah, biaya pendidikan dan kesehatan semakin mahal, korupsi merajalela, kekayaan alam Indonesia di gadaikan kepada asing, rakyat semakin sulit untuk mengakses pelayanan publik dan lain-lain. Tentunya bukan kondisi seperti inilah yang dibayangkan ketika kemerdekaan dinyatakan oleh proklamator kita 66 tahun yang lalu.
Perjuangan kemerdekaan digelorakan agar rakyat Indonesia terbebas dari penjajahan. Karena penjajahan saat itu hanyalah menyesengsarakan kehidupan rakyat Indonesia dan hanya menguntungkan kaum penjajah. Namun kenyataannnya apa bedanya dengan kondisi sekarang? Rakyat Indonesia saat ini masih saja belum mencapai kesejahteraan, dan kemakmuran yang dicita-citakan selama ini hanya dapat dinikmati oleh orang-orang yang memiliki kekuatan modal.
Hal ini dikarenakan penguasa di Indonesia sejak Orde Baru sampai saat ini tidak pernah berpihak kepada rakyatnya. Kepentingan yang didahulukan oleh para penguasa hanyalah kepentingan para pemilik modal dan kelompok-kelompoknya. Dampaknya adalah rakyatlah yang kembali menjadi korban penindasan. Inilah penjajahan gaya baru yang kembali menyengsarakan rakyat Indonesia melalui penjajahan ekonomi yang dilakukan oleh para pemilik modal atau perusahaan multinasional.
Neoliberalisme memainkan peranan yang kuat dalam melakukan penjajahan gaya baru serta mengatur kehidupan rakyat Indonesia sehingga rakyat Indonesia semakin miskin dan sengsara. Seluruh potensi yang dapat mensejahterakan rakyat diperdagangkan untuk kepentingan para pemilik modal. Privatisasi BUMN, pencabutan subsidi dan komersialisasi lembaga pendidikan akan semakin menjauhkan rakyat Indonesia untuk mencapai kesejahteraannya. Terang sudah, dalam usianya yang ke 66 tahun, tepat pada 17 Agustus 2010, teks Proklamasi yang dahulu dibacakan Soekarno tinggal kenangan. Pada usianya yang ke 66 tahun, negeri kita sudah dijajah kembali.
Oleh karena itulah, dalam refleksi 66 tahun Kemerdekaan Indonesia, kami dari Serikat Buruh Kerakyatan-Komite Persiapan Konfederasi Serikat Nasional (SBK-KP KSN), Forum Advokasi Mahasiswa Universitas Airlangga (FAM Unair), Serikat Kedaulatan Mahasiswa untuk Rakyat (SKMR), Serikat Mahasiswa Indonesia (SMI) Surabaya dan Ikatan Keluarga Orang Hilang Indonesia Jawa Timur (IKOHI Jatim) mengadakan kegiatan “Ngonthel Surabaya-Blitar dan Upacara Kemerdekaan di Makam Bung Karno”. Mengapa kami memilih ke makam Bung Karno dengan Ngonthel padahal jaraknya sangat jauh ? Dalam hal ini apa yang kami lakukan ini sebagai daya upaya untuk menghayati serta meresapi segala kesusahan dan kesulitan yang di alami pejuang dulu dalam perjuangan kemerdekaan. Jarak yang akan kami tempuh sekitar 180-an km tersebut, mungkin bisa di katakan masih tidak ada apa-apanya bilamana kita bandingkan dengan beratnya perjuangan para pejuang dulu. Di mana seringkali mereka harus menempuh jarak puluhan hingga ratusan kilometer melewati hutan serta gunung, dalam rangka merebut serta mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
Kegiatan yang kami adakan ini mungkin memang terkesan sangat sederhana sekali. Kami hanya ingin mengingatkan kembali kepada seluruh rakyat Indonesia bagaimana berat dan susahnya perjuangan para pejuang kemerdekaan dulu. Sesuatu yang menurut kami sangat penting untuk di ingatkan kembali kepada segenap seluruh rakyat Indonesia, apalagi saat ini bangsa Indonesia yang kita cintai ini kembali dalam kekuasaan Penjajahan Gaya Baru.
Acara ini sendiri akan mengambil Rute dari Surabaya-Sidoarjo-Mojokerto-Jombang-Kertosono-Kediri-Makam Bung Karno di kota Blitar, yang kemudian akan di lanjutkan dengan upacara Kemerdekaan dan ziarah bersama pada tanggal 17 Agustus 2011 di makam Bung karno. Start ngonthel sendiri akan di mulai dari Hotel Yamato (sekarang hotel Majapahit) Surabaya, dengan harapan sekedar untuk mengingatkan kembali juga kisah keberanian arek-arek Suroboyo dalam peristiwa perobekan bendera di hotel Yamato pada 18 September 1945. Para peserta akan memakai Pakaian Jaman dulu sebagai simbol sejarah perjuangan kemerdekaan dan Pakaian adat sebagai simbol bahwa negara Indonesia di bangun oleh orang-orang dari berlatar belakang perbedaan suku, agama ras ataupun golongan.
Maka dari itu, pada momentum 66 tahun Kemerdekaan RI kami juga menyatakan sikap:
- Indonesia harus merdeka dari penjajahan gaya baru yang selama ini telah menyengsarakan memiskinkan rakyat.
- Kami menyerukan satu tindakan, satu tujuan, dan satu tekad untuk mengibarkan panji-panji perang melawan Penjajahan Gaya Baru.
Surabaya, 17 Agustus 2011
Hormat kami,
Koordinator Acara
Catur Wibowo
Kontak Person : Catur Wibowo 085649344780 // Fikri Dwi Ramadhan 085645654565
Tidak ada komentar:
Posting Komentar