Rabu, 01 Jun 2011 - 15.01 WIB
Aksi teatrikal FAM Unair. Foto : Centroone.com / Rahman Khariry
Dalam demontrasi teatrikal di depan gedung Grahadi raya Gubernur Suryo Surabaya, Rabu (01/06). Mereka mengecam rezim SBY-Budiono yang dianggap menerapkan paham neoliberalisme.
"Dikuasainya aset-aset dan kekayaan alam Indonesia oleh pemodal asing hingga mahalnya biaya pendidikan dan kesehatan menjadi tolak ukur gagalnya SBY-Budiono. Belum lagi soal minimnya upah buruh yang semakin terjerat dengan sistem outsourcing hingga bertambah maraknya kasus-kasus korupsi juga menjadi bukti penghianatan mereka kepada Pancasila," papar Ketut salah seorang orator FAM.
Tak hanya mengecam SBY-Budiono, para pengunjuk rasa itu juga menyuarakan tentang pentingnya kewaspadaan masyarakat Indonesia akan bahaya Neoliberalisme.
"Neoliberalisme adalah bentuk baru penjajahan yang hanya akan membawa kemelaratan dan kesengsaraan bagi rakyat,"pungkas Ketut.
Setelah sekitar satu jam menyuarakan pendapat, akhirnya mereka membubarkan diri dengan merusak simbol istana negara berbahan karton sebagai simbol penghancuran bobrok penghuninya.(man) sumber berita oleh http://www.centroone.com/news
Tidak ada komentar:
Posting Komentar