Rabu, 1 Juni 2011 17:43 wib
Demo mahasiswa saat harlah Pancasila (Foto: Nurul A/okezone)
SURABAYA- Puluhan Mahasiswa yang tergabung dalam Forum Advokasi Mahasiswa (FAM) Universitas Airlangga Surabaya, Jawa Timur, menggelar aksi teatrikal dalam memperingati hari lahir Pancasila, 1 Juni.
Dalam teatrikal tersebut, mereka menggambarkan kejamnya pemerintah yang hanya berpihak kepada kepentingan pemodal asing meski harus menindas rakyat.
Teatrikal ini dimulai dengan munculnya mahasiswa yang berbalut cat warna hitam menggunakan topeng-topeng para petinggi negeri. Seperti Presiden SBY, Wapres Boediono, Marzukie Alie (Ketua DPR RI), Aburizal Bakrie (Ketua Umum Partai Golkar). Bahkan Fasikhul Lisan, Rektor Unair juga menjadi sasaran mahasiswa.
Dalam orasinya Muhammad Risalah, Korlap mengatakan, pemerintah saat ini sudah jauh melenceng dan tidak sesuai dengan Pancasila. Dimana-mana rakyat merasakan penderitaan dari masalah kesulitan ekonomi hingga mahalnya pendidikan di Indonesaia.
Padahal, dalam salah satu sila Pancasila diamanatkan agar mengutamakan kesejahteraan rakyat.
"Faktanya pemerintah saat ini lebih berpihak kepada neoliberalisme sehingga membuat rakyat semakin sengsara," katanya saat berdemonstrasi di depan Gedung Negera Grahadi, Jalan Gubernur Suryo, Surabaya, Rabu (1/6/2011).
Tak hanya mengecam SBY-Budiono, pengunjukrasa itu juga menyuarakan pentingnya kewaspadaan masyarakat Indonesia akan bahaya neoliberalisme.
"Neoliberalisme adalah bentuk baru penjajahan yang hanya akan membawa kemelaratan dan kesengsaraan bagi rakyat," tukas Risalah yahg diikuti yel-yel SBY-Boediono Rezim Anti-Rakyat.
Setelah sekira 1 jam para pendemo ini orasi secara bergantian. Kemudian diiringi biola, mereka menyanyikan lagu Indonesia Tanah Air Beta.
Selanjutnya aksi ditutup dengan teatrikal merusak simbol istana negara yang dibuat dari karton sebagai simbol penghancuran penghuninya yang dinilai bobrok. sumber berita oleh http://news.okezone.com
(kem)
Dalam teatrikal tersebut, mereka menggambarkan kejamnya pemerintah yang hanya berpihak kepada kepentingan pemodal asing meski harus menindas rakyat.
Teatrikal ini dimulai dengan munculnya mahasiswa yang berbalut cat warna hitam menggunakan topeng-topeng para petinggi negeri. Seperti Presiden SBY, Wapres Boediono, Marzukie Alie (Ketua DPR RI), Aburizal Bakrie (Ketua Umum Partai Golkar). Bahkan Fasikhul Lisan, Rektor Unair juga menjadi sasaran mahasiswa.
Dalam orasinya Muhammad Risalah, Korlap mengatakan, pemerintah saat ini sudah jauh melenceng dan tidak sesuai dengan Pancasila. Dimana-mana rakyat merasakan penderitaan dari masalah kesulitan ekonomi hingga mahalnya pendidikan di Indonesaia.
Padahal, dalam salah satu sila Pancasila diamanatkan agar mengutamakan kesejahteraan rakyat.
"Faktanya pemerintah saat ini lebih berpihak kepada neoliberalisme sehingga membuat rakyat semakin sengsara," katanya saat berdemonstrasi di depan Gedung Negera Grahadi, Jalan Gubernur Suryo, Surabaya, Rabu (1/6/2011).
Tak hanya mengecam SBY-Budiono, pengunjukrasa itu juga menyuarakan pentingnya kewaspadaan masyarakat Indonesia akan bahaya neoliberalisme.
"Neoliberalisme adalah bentuk baru penjajahan yang hanya akan membawa kemelaratan dan kesengsaraan bagi rakyat," tukas Risalah yahg diikuti yel-yel SBY-Boediono Rezim Anti-Rakyat.
Setelah sekira 1 jam para pendemo ini orasi secara bergantian. Kemudian diiringi biola, mereka menyanyikan lagu Indonesia Tanah Air Beta.
Selanjutnya aksi ditutup dengan teatrikal merusak simbol istana negara yang dibuat dari karton sebagai simbol penghancuran penghuninya yang dinilai bobrok. sumber berita oleh http://news.okezone.com
(kem)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar