Senin, 06 Juni 2011

Pancasila Hari Ini Dalam Lakon FAM UNAIR


Teatrikal FAM UNAIR Di Hari Lahirnya Pancasila
Melalui sebuah pementasan teatrikal yang sederhana, aktivis Forum Advokasi Mahasiswa Universitas Airlangga (FAM-UNAIR) berusaha menghadirkan gambaran yang utuh tentang Pancasila hari ini.
Lagu “Garuda Pancasila” membuka pementasan ini. Usai menyanyikan lagu nasional, sejumlah peserta tetrikal muncul dengan badan sudah dibalur cat hitam. Di atas cat hitam itu, tertulis berbagai persoalan rakyat, dengan cat putih. Diantaranya: upah murah, pendidikan mahal, tanah rakyat dirampas, Outsourcing, dan lain sebagainya.
Selain itu, lima orang lainnya mengenakan topeng bergambar: SBY, Boediono, Marzuki Alie, Abu Rizal Bakrie dan Rektor Unair Fasichul Lisan. Lima orang ini, yang rata-rata berbadan agak gendut, menjerat leher orang-orang yang badannya ditulisi persoalan rakyat tadi.
Dian Aprilia, selaku Humas Aksi ini, menjelaskan bahwa kelima elit itu telah menjerat leher rakyat Indonesia dengan faham neoliberalisme atau penjajahan asing. “Rezim neoliberal SBY-Boediono saat ini memeluk erat dan menerapkan paham neoliberalisme (penjajahan gaya baru),” kata Dian.
Teatrikal pun dipentaskan. Lima orang yang bergambar elit politik itu menyeret-nyeret massa rakyat itu, hingga satu per satu diantara mereka terjatuh. Tidak berhenti di situ, miniatur rumah dibalut warna merah-putih pun menjadi sasaran. Dalam sekejap, miniatur rumah merah-putih itupun koyak dan hancur.
“Tetrikal ini menggambarkan bagaimana Elit-elit politik telah mencabik-cabik dan merobek kedaulatan negara Indonesia,” terang Dian Aprilia kepada wartawan. Puluhan wartawan pun sibuk mencatat.
Dia menambahkan, ketika rakyat berusaha mempertahankan rumah itu, elit berkuasa mengirimkan aparat kekerasannya untuk menindas rakyat. “Mereka mengaku-aku seorang pancasilais, tapi sebenarnya telah membunuh dan menyimpang dari jiwa revolusioner pancasila,” kata Dian Aprilia.
Lalu, beberapa saat kemudian, lagu “Tanah Air Beta dan Gugur Bunga” mengalung di telinga, ditemani gesekan biola Angela S. Nariswari, seorang mahasiswi Fakultas Kedokteran Unair, sekaligus menutup aksi tetrikal ini. sumber berita oleh http://berdikarionline.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar