Surabaya, seruu.com - Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Forum Advokasi Mahasiswa Univeristas Airlangga (FAM UNAIR) melakukan aksi demonstrasi di depan Gedung Negara Grahadi, Jalan Gubernur Suryo, Surabaya, Rabu (1/6). Aksi tersebut digelar untuk memperingati hari lahir Pancasila.
Dalam asksinya, para mahasiswa melumuri sekujur tubuhnya dengan cat yang menandakan matinya Pancasila sebagai idiologi negara dikarenakan telah dikhianati oleh pemerintah Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Wakil Presiden Boediono. Tidak hanya itu, para mahasiswa juga menganggap bahwa pemerintah saat ini cenderung menganut paham neoliberalisme sehingga membuat rakyat sengsara, hal ini mereka gambarkan dengan pemakaian topeng oleh lima orang yang berperan sebagai SBY, Boediono, Marzuki Alie, Abu Rizal Bakrie dan Rektor Unair Fasichul Lisan.
"SBY dan Boediono telah berdosa menjerat leher rakyat dengan memeluk erat paham Neoliberalsme, korupsi, memprivatisasi aset dan tidak menuntaskan berbagai kasus pelanggaran HAM, Abu Rizal Bakrie telah berdosa karena membuat rakyat porong dan sekitarnya menderita selama 5 tahun karena Lumpur Lapindo. Marzuki Alie berdosa kepada rakyat Indonesia karena bersikukuh mau membangun gedung DPR yang super mahal serta Rektor Unair Fasichul Lisan berdosa karena telah mengkomersilkan pendidikan di Unair dengan menaikkan biaya pendidikan" ungkap Koordinator Lapangan Abdul rahman.
Sementara dalam pernyataan sikap yang dibacakan, para mahasiswa menuntut agar masyarakat diberikan pendidikan dan kesehatan gratis karena hal itu adalah hak dasar setiap warga negara.
"Hapus politik upah murah, kerja kontrak dan outsorcing yang menindas kaum buruh dan oleh karena juga bertentangan dengan prinsip kemanusian yang adil dan beradab" ungkap pernyataan tersebut.
Selain itu mereka juga menuntut agar pemerintah menstop privatisasi aset-aset strategis bangsa, perampasan tanah-tanah rakyat untuk kepentingan pemodal dan praktek korupsi dalam rangka mewujudkan prinsip kerakyatan dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
"Negara harus melindungi kebebasan setiap orang untuk beragama dan berkeyakinan sesuai keinginannya masing-masing untuk mewujudkan sila persatuan Indonesia" sambung pernyataan sikap tersebut.
Terakhir para mahasiswa menyatakan Neoliberalisme adalah musuh bersama mahasiswa dan rakyat pekerja Indonesia, karena telah terbukti hanya mengakibatkan kemelaratan dan kesengsaraan rakyat. [nurholis] sumber berita oleh http://www.seruu.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar