Kamis, 09 Juni 2011

Aksi “Usir Setan” Mahasiswa Unair Tolak Kenaikan Biaya Pendidikan

AKSI puluhan  Mahasiswa  Universitas Airlangga (Unair)  Surabaya  pada  Rabu 7 Juni 2011 lalu merupakan aksi kelanjutan dari Forum Advokasi Mahasiswa Unair  menuntut penolakan dan pembatalan kenaikan biaya pendidikan di Unair.
Dalam aksi yang di ikuti sekitar 30 orang ini juga di adakan aksi simbolik " pengusiran setan” sekarang ini sedang menguasai Rektorat Unair  yang membuat pejabat Unair tetap bersikeras menaikan biaya pendidikan. Aksi simbolik di wujudkan dalam bentuk pembakaran kemenyan oleh salah satu mahasiswa  FAM Unair yang berperan sebagai seorang dukun dan kemudian di iringi juga tarian kecak oleh massa aksi.
Simbolisasi setan ini sendiri dalam 3 wujud, yakni tuyul, pocong dan leak yang mensimbolkan pejabat korup, Para pemodal dan lembaga keuangan Internasional (Bank Dunia, IMF dan ADB), yang berperan besar merekomendasikan liberalisasi Dunia pendidikan Indonesia. Akibat liberalisasi pendidikan ini adalah terjadinya kenaikan biaya pendidikan di berbagai PTN di Indonesia, salah satunya Universitas Airlangga.
Sikap  FAM Unair jelas menolak dan meminta pihak rektor segera membatalkan kenaikan biaya pendidikan di Unair karena  makin menyengsarakan rakyat. “ Kenaikan biaya pendidikan adalah bentuk komersialisasi terhadap dunia pendidikan,” kata Ketut Sandy Swastika Mahasiswa jurusan Ekonomi Pembangunan dalam rilisnya pada majalahpotretindonesia.com (8/6/2011).
Selain menggelar aksi, FAM Unair juga  mengadakan dialog dengan pihak birokrasi Unair untuk membahas kejelasan mengenai transparansi anggaran  di Unair , terutama kebenaran atas  defisit anggaran yang dialami oleh Unair.
“Apakah memang Unair mengalami defisit keuangan sehingga  ini di jadikan alasan oleh pihak birokrasi Unair  menaikan biaya pendidikan.  Kenaikan biaya pendidikan mahasiswa baru 2011 di Unair  untuk  mahasiswa jalur mandiri naik sampai 30% -50%, sedangkan untuk jalur SNMPTN yang pada tahun sebelumnya tidak ditarik biaya SP3, tapi pada tahun 2011 ini akan di tarik biaya SP3 sebesar Rp 2,5 -1,5 juta,” beber  Dani Samuel  Mahasiswa Ilmu Sejarah.
Untuk diketahui bahwa kenaikan biaya itu sebabkan adanya PP 66 tahun 2010 yang mengatur kuota penerimaan mahasiswa baru melalui SNMPTN sebesar 40%-60%  untuk PMDK. Sehingga birokrasi Unair mengurangi jatah penerimaan mahasiswa baru dari jalur mandiri yang sebelumnya kuotanya lebih besar dari mahasiswa SNMPTN, karena  menjadi sumber terbesar pendapatan Unair.
Selain dari uang mahasiswa, sumber pendapatan  Unair selama ini juga diperoleh dari bantuan pemerintah, kerjasama dengan beberapa perusahaan dan juga dari usaha  PT Dharma Putra Airlangga milik Universitas. (red). sumber berita oleh http://www.majalahpotretindonesia.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar