Kenaikan Biaya Pendidikan bentuk Komersialisasi dunia Pendidikan |
Written by Administrator |
Wednesday, 08 June 2011 15:45 |
Sumutdaily.Com - Pada hari Selasa tanggal 07 Juni 2011 kemarin, FAM UNAIR mengadakan dialog dengan pihak Birokrasi Unair untuk membahas kejelasan mengenai transparansi anggaran Unair dan kebenaran dari defisit anggaran yang dialami oleh Unair. Dalam hal ini, pengungkapan apakah memang Unair mengalami defisit keuangan merupakan satu hal yang penting untuk di lakukan, karena persoalan itulah yang selama ini di jadikan alasan oleh pihak Birokrasi Unair sehingga menaikan biaya pendidikan di Unair. Dimana telah kita ketahui bersama akan terjadi kenaikan biaya pendidikan mahasiswa baru 2011 Unair, yang mana mahasiswa jalur mandiri naik hingga 30% -50%, sedangkan untuk Jalur SNMPTN yang pada tahun sebelumnya tidak ditarik biaya SP3, tapi pada tahun 2011 ini akan di tarik biaya SP3 yang nominalnya 2,5 juta-15 juta. Namun sayangnya, dalam pertemuan tersebut Pejabat Struktural Unair yang hanya di wakili oleh Sekretaris Rektor, Bapak Hadi Subhan, ternyata masih tetap saja bungkam dengan tidak mau membuka secara detail bagaimana kondisi keuangan terkait pendapatan dan pengeluaran Unair selama ini. Dalam Forum itu Sekretaris Rektor sekedar menjelaskan bahwa kebutuhan anggaran dari Unair sebenarnya masih sama seperti tahun-tahun sebelumnya, namun yang membedakan saat ini adalah pendapatan yang ditarik dari mahasiswa baru akan semakin lebih besar. Bahwa Kenaikan biaya itu sebabkan adanya PP 66 tahun 2010 yang mengatur kuota penerimaan mahasiswa baru melalui SNMPTN sebesar 60% dan 40% untuk PMDK, sehingga Birokrasi Unair mengurangi jatah penerimaan mahasiswa baru dari jalur mandiri yang sebelumnya kuotanya lebih besar dari mahasiswa SNMPTN dan menjadi sumber terbesar pendapatan Unair. Bahwa kenaikan itu juga di picu dengan adanya inflasi harga barang-barang, sehingga membuat pengeluaran kampus semakin besar. Untuk sekedar di ketahui saja, selain dari uang mahasiswa, sumber keuangan Unair selama ini adalah dari Pemerintah, kerjasama dengan beberapa perusahaan dan juga dari usaha (PT Dharma Putra Airlangga). Di tambahkannya bahwa dalam waktu dekat ini Birokrasi Unair akan mengundang kawan-kawan FAM Unair untuk memberikan transparansi anggaran dan menjelaskan keseluruhan isi dari keuangan Unair itu. Namun sayangnya, dari pengalaman beberapa kasus yang terjadi dan pernah kami advokasi langsung mulai dari kasus DO mahasiswa dan penarikan IKOMA, bagi kami apa yang dikatakan Bapak Hadi Subhan itu hanya sekedar salah satu trik yang dilakukan oleh birokrasi Unair untuk mengulur waktu saja. Apalagi bilamana kita semua merekam berbagai Janji manis yang Birokrasi Unair ucapkan selama ini, kebanyakan hanya selalu berakhir dengan ketidakpastian dan seringkali pihak Birokrasi Unair mengingkarinya sendiri. Dan itupun sebenarnya mengingkari kewajiban dari sebuah Lembaga Publik itu sendiri, apalagi sebesar Unair ini, yang mana haruus membuka transparansi anggaranya sebagai bentuk pertanggungjawaban kepada publik. (Rilis | Foto - Dok) sumber berita oleh http://www.sumutdaily.com |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar